Review Film Parfume: The Story Of a Murderer - Belakangan ini Film yang bagus dilatar-belakangi oleh cerita dari novel yang bagus pula. sama halnya pada film Parfume: The Story of a Murderer ini, Berawal dari kisah yang diangkat dari novel best seller karya Patric Suskind ini memang sangatlah luar bisa.
Cerita diawali oleh kelahiran Grenouille yang dilahirkan begitu saja oleh sang ibu. Dan ibu mengira bayi itu udah meninggal dan berencana membuangnya nanti bersama sisa-sisa perut ikan yg ia jual. Pada saat itu, hal tersebut (membuang bayi) merupakan tindak kriminal yang tidak termaafkan, jadilah tangisan pertama Grenouille mengantarkan ibunya ke tiang gantungan.
Grenouille pun dikirim ke panti asuhan. Dari kecil ia sudah menampakkan keanehan-keanehan dan setiap orang akan merasa takut jika berdekatan dengan nya. Setelah remaja ia dijual sama si ibu panti ke tukang samak kulit kambing. Disana lah ia besar dengan segala kepatuhan.
Penciumannya yang tajam membuatnya bisa menghirup berbagai macam aroma yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain. Ia menjadi rakus akan aroma dan berkeinginan untuk menghirup dan mengenal segala macam aroma di seluruh dunia.
Pada suatu ketika, si Grenouille ikut ke kota membantu bosnya untuk mengatar kulit kambing. Disitulah ia bertemu dengan seorang gadis cantik yang memiliki aroma tubuh yang benar-benar memikat.
Ia terpesona dan mengikutinya dan tanpa sengaja membunuhnya. Grenouille sangat menyesali perbuatannya, bukan karena ia telah membunuh tapi karena ketika sang gadis mati aromanya pun juga ikut menghilang.
Akhirnya Grenouille mendatangi seorang ahli parfum terkenal namun hampir bangkrut di Paris, dan meminta diajarkan untuk mempertahankan aroma segala benda Dan untuk meyakinkan si ahli parfume, Grenouille menciptakan parfume yang sama persis dengan parfume paling terkenal saat itu. Padahal ia tak punya keahlian apa-apa selain penciumannya yg tajam.
Apa yang dilakukan Grenouille membuat si ahli Parfume terpesona, dan segera membelinya dengan harga mahal dari si tukang samak kulit kambing.
Grenouille pun bekerja meramu berbagai macam parfume baru yang membuat si ahli parfume menjadi terkenal lagi sekaligus melampaui masa kejayaannya jaman dulu. Giuseppe Baldini, si ahli parfume mengatas namakan semua karya Grenouille atas namanya, tapi Grenouille tak masalah asal ia bisa diajari bagaimana caranya mempertahankan aroma. Kemudian, Baldini mengajarkan inti dari sebuah parfum,
Baldini mengajarkan bahwa parfume itu terbagi menjadi tiga bagian: luar, inti, dan dasar. Masing-masing bagian memiliki 4 esensi jadi totalnya ada 12 esensi.
Bagian luar memiliki kesan pertama yang aromanya hanya berlangsung beberapa menit. Kemudian beralih ke bagian inti yang merupakan tema dari parfume yang bertahan selama beberapa jam. Dan akhirnya pada bagian dasar merupakan jejak dari parfum dan berlangsung selama beberapa hari.
Baldini menambahkan bahwa orang Mesir percaya kalau parfume yang asli jika ditambahkan satu esensi tambahan yakni esensi ke-13, maka akan menjadi parfume yang sangat kuat dan dapat membuat orang yang menciumnya merasa seperti di surga. Ke-12 esensi sudah ditemukan tapi esensi ke-13 yang merupakan esensi utama tidak pernah teridentifikasi. Inilah yang memicu Granouille pargi ke Grasse, tempat yang dikatakan Baldini sebagai kota dimana para ahli Parfume lahir dan bersaing.
Setelah belajar bagaimana caranya mengekstrak esensi dari suatu benda dengan Baldini, Grenouille tidak cukup puas. Ia pun pergi ke Gresse untuk belajar teknik 'enfleurage' yaitu metode menangkap minyak esensi. Grenouille meninggalkan baldini dengan 100 formula parfume yang membuat Baldini mau melepas kepergiannya. Tapi secara aneh, Baldini meninggal ditimpa rumahnya setelah beberapa menit kepergian Grenouille.
Dalam perjalanan ke Gresse Baldini sempat teralihkan perhatian dan menjadi orang gua selama beberapa tahun. Tapi suatu hari ia tersadar akan satu hal, semua hal di dekatnya memiliki bau, semua benda, semua makhluk, kecuali dia. Akhirnya Grenouille menyadari tujuannya semula dan kembali berjalan menuju Gresse.
Ia ingin mencari baunya sendiri. Bau dengan 13 esensi yang ia ciptakan dalam bentuk sebuah parfume. Di Gresse-lah, Grenouille bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik dengan aroma yang sangat memabukkan, Laura.
Ia tak ingin kehilangan aroma tubuh memikat lagi. Karena itu ia menyimpan Laura sebagai esensi ke 13. Sebelum itu, ia mulai membunuh gadis-gadis tercantik di kota Gresse sebagai ke 12 esensi. Dari pelacur, putri bangsawan, hingga biarawati, dibunuh dengan rapi dan dijadikan ke-12 esensi Grenouille.
Semua korban ditinggal dalam keadaan telanjang bulat. Awalnya para petinggi kota beranggapan bahwa pembunuhnya adalah pemerkosa, namun setelah mayat-mayat korban diidentifikasi, mereka ditinggalkan dalam keadaan masih perawan. Dan ketika ke-12 esensinya lengkap, ia sudah siap untuk memanen esensi ke-13, Laura, gadis cantik putri saudagar kaya.
Namun sebelum rencana tersebut terwujud, ayah Laura, Antoine Richis membawa kabur anaknya dari kota yang sangat tidak aman tersebut. Ia yakin bahwa si pembunuh berantai gadis perawan di Gresse pastilah mengincar putrinya juga.
Richis membawa kabur Laura dan singgah disebuah penginapan terpencil tanpa tahu kalau Grenouille sudah mengikuti mereka. Dan ketika semua orang di kota mendapatkan bukti bahwa Grenouille lah sang pembunuh tersebut, Grenouille telah mendapatkan esensi ke-13 nya.
Grenouille pun ditangkap, namun ia tak sakit hati. Dengan parfume 13 esensi ditangannya, ia merasa puas. Saatnyalah ia menguji parfume tersebut di depan ribuan orang yang membencinya, di kota Gresse untuk mendapatkan hukuman mati.
Namun saat ia muncul, orang-orang tak lagi mampu membencinya. mereka semua berubah mencintainya, menghormatinya, menangis karenanya. Sang pastur pun bersujud padanya dan menyebutnya sebagai malaikat yang tidak bersalah.
Baldini benar, ke 13 esensi dalam parfume yang ia pakai membuat semua orang yang ada disitu merasakan surga dan menganggapnya sebagai malaikat.
Dan terjadilah, perzinahan masal, akibat ketidak sadaran ribuan orang tersebut. Awalnya Grenouille bangga, namun akhirnya ia merasakan kehampaan yang aneh dan menyakitkan. Ia ingin dicintai secara wajar bukan dipuja.
Akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari Gresse. Orang-orang di Gresse yang terbangun dalam keadaan telanjang dan malu menggap hal tersebut tidak pernah terjadi. Tidak membicarakannya dan menghukum orang lain sebagai tersangka pembunuhan. Lalu menganggap kejadian tersebut sudah selesai.
Sedangkan Grenouille, ia kembali ke paris. Ke tampat ia dilahirkan, ke pasar ikan yang kotor dan dipenuhi pengemis yang kelaparan. disana ia menuangkan semua sisa parfume ke tubuhnya sehingga membuat semua orang disitu beranggapan sedang melihat malaikat. Dan mereka memakannya.
Cerita diawali oleh kelahiran Grenouille yang dilahirkan begitu saja oleh sang ibu. Dan ibu mengira bayi itu udah meninggal dan berencana membuangnya nanti bersama sisa-sisa perut ikan yg ia jual. Pada saat itu, hal tersebut (membuang bayi) merupakan tindak kriminal yang tidak termaafkan, jadilah tangisan pertama Grenouille mengantarkan ibunya ke tiang gantungan.
Grenouille pun dikirim ke panti asuhan. Dari kecil ia sudah menampakkan keanehan-keanehan dan setiap orang akan merasa takut jika berdekatan dengan nya. Setelah remaja ia dijual sama si ibu panti ke tukang samak kulit kambing. Disana lah ia besar dengan segala kepatuhan.
Penciumannya yang tajam membuatnya bisa menghirup berbagai macam aroma yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain. Ia menjadi rakus akan aroma dan berkeinginan untuk menghirup dan mengenal segala macam aroma di seluruh dunia.
Pada suatu ketika, si Grenouille ikut ke kota membantu bosnya untuk mengatar kulit kambing. Disitulah ia bertemu dengan seorang gadis cantik yang memiliki aroma tubuh yang benar-benar memikat.
Ia terpesona dan mengikutinya dan tanpa sengaja membunuhnya. Grenouille sangat menyesali perbuatannya, bukan karena ia telah membunuh tapi karena ketika sang gadis mati aromanya pun juga ikut menghilang.
Akhirnya Grenouille mendatangi seorang ahli parfum terkenal namun hampir bangkrut di Paris, dan meminta diajarkan untuk mempertahankan aroma segala benda Dan untuk meyakinkan si ahli parfume, Grenouille menciptakan parfume yang sama persis dengan parfume paling terkenal saat itu. Padahal ia tak punya keahlian apa-apa selain penciumannya yg tajam.
Apa yang dilakukan Grenouille membuat si ahli Parfume terpesona, dan segera membelinya dengan harga mahal dari si tukang samak kulit kambing.
Grenouille pun bekerja meramu berbagai macam parfume baru yang membuat si ahli parfume menjadi terkenal lagi sekaligus melampaui masa kejayaannya jaman dulu. Giuseppe Baldini, si ahli parfume mengatas namakan semua karya Grenouille atas namanya, tapi Grenouille tak masalah asal ia bisa diajari bagaimana caranya mempertahankan aroma. Kemudian, Baldini mengajarkan inti dari sebuah parfum,
Baldini mengajarkan bahwa parfume itu terbagi menjadi tiga bagian: luar, inti, dan dasar. Masing-masing bagian memiliki 4 esensi jadi totalnya ada 12 esensi.
Bagian luar memiliki kesan pertama yang aromanya hanya berlangsung beberapa menit. Kemudian beralih ke bagian inti yang merupakan tema dari parfume yang bertahan selama beberapa jam. Dan akhirnya pada bagian dasar merupakan jejak dari parfum dan berlangsung selama beberapa hari.
Baldini menambahkan bahwa orang Mesir percaya kalau parfume yang asli jika ditambahkan satu esensi tambahan yakni esensi ke-13, maka akan menjadi parfume yang sangat kuat dan dapat membuat orang yang menciumnya merasa seperti di surga. Ke-12 esensi sudah ditemukan tapi esensi ke-13 yang merupakan esensi utama tidak pernah teridentifikasi. Inilah yang memicu Granouille pargi ke Grasse, tempat yang dikatakan Baldini sebagai kota dimana para ahli Parfume lahir dan bersaing.
Setelah belajar bagaimana caranya mengekstrak esensi dari suatu benda dengan Baldini, Grenouille tidak cukup puas. Ia pun pergi ke Gresse untuk belajar teknik 'enfleurage' yaitu metode menangkap minyak esensi. Grenouille meninggalkan baldini dengan 100 formula parfume yang membuat Baldini mau melepas kepergiannya. Tapi secara aneh, Baldini meninggal ditimpa rumahnya setelah beberapa menit kepergian Grenouille.
Dalam perjalanan ke Gresse Baldini sempat teralihkan perhatian dan menjadi orang gua selama beberapa tahun. Tapi suatu hari ia tersadar akan satu hal, semua hal di dekatnya memiliki bau, semua benda, semua makhluk, kecuali dia. Akhirnya Grenouille menyadari tujuannya semula dan kembali berjalan menuju Gresse.
Ia ingin mencari baunya sendiri. Bau dengan 13 esensi yang ia ciptakan dalam bentuk sebuah parfume. Di Gresse-lah, Grenouille bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik dengan aroma yang sangat memabukkan, Laura.
Ia tak ingin kehilangan aroma tubuh memikat lagi. Karena itu ia menyimpan Laura sebagai esensi ke 13. Sebelum itu, ia mulai membunuh gadis-gadis tercantik di kota Gresse sebagai ke 12 esensi. Dari pelacur, putri bangsawan, hingga biarawati, dibunuh dengan rapi dan dijadikan ke-12 esensi Grenouille.
Semua korban ditinggal dalam keadaan telanjang bulat. Awalnya para petinggi kota beranggapan bahwa pembunuhnya adalah pemerkosa, namun setelah mayat-mayat korban diidentifikasi, mereka ditinggalkan dalam keadaan masih perawan. Dan ketika ke-12 esensinya lengkap, ia sudah siap untuk memanen esensi ke-13, Laura, gadis cantik putri saudagar kaya.
Namun sebelum rencana tersebut terwujud, ayah Laura, Antoine Richis membawa kabur anaknya dari kota yang sangat tidak aman tersebut. Ia yakin bahwa si pembunuh berantai gadis perawan di Gresse pastilah mengincar putrinya juga.
Richis membawa kabur Laura dan singgah disebuah penginapan terpencil tanpa tahu kalau Grenouille sudah mengikuti mereka. Dan ketika semua orang di kota mendapatkan bukti bahwa Grenouille lah sang pembunuh tersebut, Grenouille telah mendapatkan esensi ke-13 nya.
Grenouille pun ditangkap, namun ia tak sakit hati. Dengan parfume 13 esensi ditangannya, ia merasa puas. Saatnyalah ia menguji parfume tersebut di depan ribuan orang yang membencinya, di kota Gresse untuk mendapatkan hukuman mati.
Namun saat ia muncul, orang-orang tak lagi mampu membencinya. mereka semua berubah mencintainya, menghormatinya, menangis karenanya. Sang pastur pun bersujud padanya dan menyebutnya sebagai malaikat yang tidak bersalah.
Baldini benar, ke 13 esensi dalam parfume yang ia pakai membuat semua orang yang ada disitu merasakan surga dan menganggapnya sebagai malaikat.
Dan terjadilah, perzinahan masal, akibat ketidak sadaran ribuan orang tersebut. Awalnya Grenouille bangga, namun akhirnya ia merasakan kehampaan yang aneh dan menyakitkan. Ia ingin dicintai secara wajar bukan dipuja.
Akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari Gresse. Orang-orang di Gresse yang terbangun dalam keadaan telanjang dan malu menggap hal tersebut tidak pernah terjadi. Tidak membicarakannya dan menghukum orang lain sebagai tersangka pembunuhan. Lalu menganggap kejadian tersebut sudah selesai.
Sedangkan Grenouille, ia kembali ke paris. Ke tampat ia dilahirkan, ke pasar ikan yang kotor dan dipenuhi pengemis yang kelaparan. disana ia menuangkan semua sisa parfume ke tubuhnya sehingga membuat semua orang disitu beranggapan sedang melihat malaikat. Dan mereka memakannya.
0 comments:
Post a Comment